Merevitalisasi Peran Dan Fungsi IPELMAS Kota Malang Menuju Organisasi Yang Berkemajuan
SAYA IPPELMAS DAN SAYA BANGGA..!!! |
Judul tulisan diatas berasal dari hasil konsep
Team Steering Commite (SC) dan Panitia pelaksana Musyawarah Besar (MUBES) Ke-
III IPPELMAS-Malang pada Rapat Pra Mubes Sabtu tanggal 09 Januari 20116 di
Markas IPPELMAS-MALANG J.L Margo Basuki Kecamatan Dau Malang Provinsi Jawa
Timur Indonesia. Dalam tulisan ini akan dijabarkan tema tersebut untuk
memberikan pemahaman bersama kepada fungsionaris dan seluruh anggota
IPPELMAS-Malang. Sehingga melahirkan kesadaran bersama untuk merevitalisasi
peran dan fungsi organisasi IPPELMAS menuju organisasi yang berkemjuan.
Secara
pengertian revitalisasi menurut Wikipedia adalah suatu proses atau cara dan perbuatan untuk
menghidupkan kembali suatu hal yang sebelumnya terberdaya sehingga revitalisasi
berarti menjadikan sesuatu atau perbuatan untuk menjadi vital, sedangkan kata
vital mempunyai arti sangat penting atau sangat diperlukan sekali untuk
kehidupan. Artinya jika kita kaitkan dengan organisasi IPPELMAS-Malang yang
dalam konteks ini yang perlu kita revitalisasi ialah memahami kembali bagaimana
peran dan fungsi IPPELMAS Malang sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga (AD-ART) Nya.
Sebagaimana yang disebutkan dalam Pasal 5 BAB
IV AD-ART IPPELMAS Malang tentang peran dan fungsi organisasi IPPELMAS Malang
berbunyi organisasi IPPELMAS Malang sebagai
wadah pembinaan dan pengembangan intelektual serta moral Pelajar, Pemuda, dan mahasiswa
Simeulue di Malang dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Dengan tujuan menumbuhkan semangat persatuan yang
berasaskan islam dan kekeluargaan, menumbuhkan kesatuan dalam bingkai
persaudaraan di Ikatan Pelajar Pemuda Mahasiswa Simeulue Malang. Membina,
meningkatkan, mengembangkan, dan memelihara silaturrahmi sesama masyarakat Simeulue
serta masyarakat lainnya, dan menjaga, melestarikan kebudayaan Kabuapten Simeulue Provinsi Aceh.
Sedangkan menuju organisasi yang berkemajuan adalah bagaimana
IPPELMAS-Malang kedepan khususnya untuk seluruh anggotanya diharapkan dapat
berpikiran maju dan mampu
beradaptasi, mengakomodasi serta menyesuaikan diri secara tegas menghadapi dinamika
zaman sekarang ini yang sering di sebut era medernisasi dan globalisasi. Tanpa
meninggalkan kebudaaan dan jatidirnya sebagai Pelajar Pemuda Mahasiswa
Simeulue-Aceh Indonesia.
Mengingat Arus perkembangan zaman dan globalisasi ternyata tak mampu lagi
dibendung oleh sebagian mahasiswa. Zaman dan globalisasi telah menggerus
semangat perjuangan dan idealisme yang selama ini di sematkan kepada para
mahasiswa. Rakyat sekarang tak begitu simpatik dengan mahasiswa padahal jika
kita mengenang dulu bagaimana mahasiswa bersama rakyat merebut demokrasi dan
menurunkan orde baru.
Tri dharma perduruan tinggi yang ke tiga yaitu
pengabdian kepada masyarakat tak begitu tersentuh. Mahasiswa cenderung apatis
dan mementingkan diri sendiri serta berhura hura menikmati masa mudanya. Tak
jarang bergerak hanya bila ada untungnya. Kondisi seperti ini sungguh sangat
memprihatinkan dimana mahasiswa yang seharunya menjadi pilar penting dalam
mengisi kemerdekaan dan menyongsong ke depan justru bersikap apatis, hedonis
dan pragmatis. Idealisme yang diusung dimasa lampau hanya menjadi mitos dan
dongeng bagi mahasiswa baru.
Mengkutip tulisan Herman
Rahma (2015) tentang Revitalisasi Organisasi kemahasiswaan mengatakan. Kaum
minoritas yang beruntung dapat menikmati pendidikan tinggi. Segelintir pemuda
yang mempunyai semangat juang tinggi. Kelompok intelektual yang selalu
melahirkan gagasan-gagasan besar. Pemuda yang selalu dieluh-eluhkan akan
membawa perubahan besar bagi negeri. Generasi penerus dan calon pemimpin dimasa
yang akan datang. Dalam berbagai hal sering disebut agent of change, agent of social
control, iron stuck, moral force serta
berbagai istilah lainya. Diharapkan istilah tersebut bukan ahanya menjadi
simbul kata-kata. Namun benar-benar kita pahami sebai peran dan fungsi kita
sebagai kaum terdidik atas nama mahasiswa/akademisi utuk kemudian di terapkan
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Terakhir untuk kita
Mahasiswa sebagi sosok yang tidak hanya mewakili sisi kepemudaan yang mencakup
keberanian, ketangkasan dan semangat juang tapi juga intelektualitas. Mahasiswa
dengan intelektualitasnya tentu memiliki potensi dan kapabilitas sebagai
pengemban perubahan, sebagaimana kejayaan Indonesia yang tidak hanya tertoreh
oleh merahnya darah para pejuang kemerdekaan, tapi juga hitamnya pena para
intelektual. Dari masa ke masa, pemuda memang berperan sebagai turbin penggerak
persada Indonesia dan selalu menjadi garda depan dalam setiap perubahan. (Penulis Muhammad Hadidi, Team Steering Commite (SC) MUBES KE III IPPELMAS MALANG)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar